Selasa, 10 Juli 2012

Malino, Kota Wisata Berlatar Sejarah Yang Penuh Pesona

Hampir semua kita pernah mendengar kata Malino, atau lebih dikenal sebagai Konfrensi Malino. Konfrensi ini kita kenal dalam pelajaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat masih di sekolah. Konferensi Malino adalah sebuah konferensi yang berlangsung pada tanggal 15 - 25 Juli 1946 di Kota Malino Sulawesi Selatan dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara-negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia  serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di Indonesia bagian Timur. Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15 daerah dari Kalimantan (Borneo) dan Timur Besar (De Groote Oost).Bagi sebahagian besar masyarakat Sulawesi mungkin keistimewaan Malino sudah tidak asing lagi. Namun bagi mereka yang tidak di Sulawesi Malino adalah sepotong sejarah yang dipelajari saat di bangku sekolah. Lebih dari itu ternyata Malino menyimpan sejuta pesona bagi yang ingin berwisata, memanjakan diri di daerah pegunungan dengan hawa yang sejuk dan ramah yang dapat melepaskan kepenatan ditengah hiruk pikuk suasana kota.  Malino adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong , Kabupaten Gowa - Sulawesi Selatan.  Daerah yang terletak 76 km dari kota Makassar ke arah selatan ini merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai daya tarik luar biasa.

Pada kesempatan ini tepatnya tanggal 1 July 2012 saya berkesempatan mengunjungi Malino.Sekitar jam 10 pagi setelah mengisi BBM full tank (sekitar Rp 20.000) saya memacu sepeda motor Honda Legenda menyusuri jalan poros menuju Malino. Kurang lebih setelah 1 jam perjalanan, suasana wilayah pegunungan mulai terasa dengan suhu yang mulai terasa sejuk di badan. Menjelang 10 KM menuju Malino, jalanan menanjak dan berkelok-kelok semakin banyak di lalui dan menebar nuansa alam pegunungan dengan udara yang semakin sejuk.

Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, saya akhirnya sampai di kota Malino.


Ada banyak pilihan objek wisata yang dapat kita kunjungi. Antara lain taman hutan pinus, Malino Highlands, dan beberapa objek wisata air terjun. Pilihan pertama saya mengunjungi Malino Highlands yang berlokasi 10 KM dari kota malino. Dengan masuk Rp 25.000 kita dapat menikmati  Pemandangan kebun teh yang berada di dataran tinggi menyejukkan mata dengan warna hijau teh dan udara pegunungan yang segar. Klik disini untuk melihat video.






Selain menikmati segarnya alam pegunungan, disini lokasi ini juga terdapat 2 mata air terjun, kafe di puncak gunung yang dapat melihat ke sekililing kebun teh yang luas dan juga kita dapat naik kuda ditempat yang sudah disediakan. Bagi wisatawan yang ingin menginap, Malino highland juga menyediakan penginapan dengan tarif yang bervariasi.

Selanjutnya saya mengunjungi taman hutan pinus, tempat penjualan bunga dan air terjun Takapala. Namun sayang, belum sampai ke lokasi air terjun Takapala, hujan deras pun turun. Akhirnya saya urungkan rencana ke air terjun dan memilih untuk kembali ke Kota Makassar.








Sabtu, 19 Mei 2012

Pantai Tanjung Bira - Bulukumba






Tanjung Bira - Bulukumba. Dengan berbekal semangat dan motor Honda Legenda, akhirnya erikmedan sampai juga di lokasi wisata yang terkenal sampai mancanegara, Pantai Tanjung Bira. Jarak yang di tempuh sepanjang 200 km menghabiskan waktu selama 5 jam dengan kecepatan motor rata-rata 50 - 60 km per jam. Tentunya sudah termasuk istirahat makan, sholat dan membalas beberapa email dan sms yang masuk. Kalau capek nya gak usah di ceritakan, yang pasti jok motor seakan akan berasap. Untuk mencapai lokasi jika menggunakan angkutan umum, wisatawan bisa memanfaatkan jasa angkutan umum sejenis mobil Panther atau Kijang dari bandara Sultan Hasanuddin menuju Bulukumba. Atau bisa juga naik angkutan umum dari terminal Malengkeri menuju Bulukumba. Dari Bulukumba dilanjutkan dengan menggunakan pete-pete (angkot) dengan jarak 40 km dari Bulukumba ke Pantai Bira. Sampai di lokasi erikmedan langsung melihat pantai. Wuih.... Subhanallah Ruar biasa indah. Videonya ada disini. Capek perjalanan seketika terlupakan. Selanjutnya cari penginapan. Alhamdulillah dapat Riswan guest house. Setelah membayar sewa 100 ribu akhirnya erikmedan bisa merasakan nikmat nya istirahat setelah cuapek banget. Ada banyak pilihan guest house dan hotel disekitar pantai dengan tarif yang bervariasi yang dapat disesuaikan dengan  budget kantong masing-masing. Sore hari waktu yang pas untuk mandi di Pantai Bira karena matahari tidk terlalu terik.  Dengan air yang jernih serta pasir pantai yang putih dan lembut menambah indah suasana di Pantai Bira. Di malam hari setelah menikmati makan malam, erikmedan memanfaatkan waktu untuk istirahat lebih awal karena dini hari pukul 02.45 WITA sudah pada siap-siap untuk NOBAR Liga Champion yang antara Bayern Muchen dan Chelsea yang akhirnya di menangkan oleh Chelsea lewat drama adu finalti.

Esok harinya walau badan kurang fit karena bergadang, saatnya kembali ke Makassar. Diperjalanan menyempatkan diri berkunjung ke desa yang dijadikan sentra pembuatan kapal rakyat. Tentu kita semua mengenal kapal Pinisi. Nah kalau ingin mengetahui bagaimana pembuatannya, kunjungilah desa ini yang lokasinya tidak terlalu jauh dari pantai Bira. Ternyata pekerjaan membuat kapal-kapal besar dari kayu itu sudah cukup lama mereka geluti. Sore hari jam sekitar pukul 15.00 akhirnya sampai juga di kota Makassar. Alhamdulillah perjalanan kali ini sangat lancar dan penuh pengalaman tanpa ada kendala apapun termasuk motor Legenda yang digeber terus selalu setia mengantar erikmedan kemana saja.




Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 17 Mei 2012

Bantimurung - Kab. Maros, Sulawesi Selatan

Bertugas di luar kota jauh dari keluarga memang kadang kala membosankan. Apa lagi disaat hari libur kerja. Selalu saja ada cara untuk mengurangi rasa jenuh. Bertepatan hari Minggu tanggal 13 Mei 2012 yang lalu dengan mengendarai sepeda motor Legenda tahun 2002 yang didapat dari hasil pinjam, erikmedan pergi ke tempat wisata Bantimurung di Kab. Maros. Dari kota Makassar ke Bantimurung mengendarai legenda hanya butuh waktu kurang dari 1 jam. Itupun karena erikmedan macu motornya dengan santai dibawah 60 km/jam.  Lokasinya bagus sekali. Alamnya segar dan air terjunnya ruar biasa. Juga erikmedan mengunjungi museum kupu-kupu dan penangkaran kupu-kupu. Wah.. sekali lagi erikmedan ucapin ruar biasa dan kasi jempol sepuluh buat lokasi wisata yang satu ini dan tak lupa erikmedan juga mengucapkan subhanallah sebagai bentuk pujian kepada sang pencipta alam Bantimurung. Tapi sayangnya erikmedan berkunjung ke Bantimurung hanya sendiri. Coba kalau dengan keluarga pasti lebih seru melihat anak-anak mandi di kolam renang alami. Tengok saja photo-photonya dibawah ini, pasti pengen...

Gerbang Masuk


Pintu Masuk Lokasi


Air Terjun

Pemandian di aliran air terjun



 Museum Kupu-kupu


Penjualan Cenderamata