Hampir semua kita pernah mendengar kata Malino, atau lebih dikenal sebagai Konfrensi Malino. Konfrensi ini kita kenal dalam pelajaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat masih di sekolah. Konferensi Malino adalah sebuah konferensi yang berlangsung pada tanggal 15 - 25 Juli 1946 di Kota Malino Sulawesi Selatan dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara-negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di
Indonesia bagian Timur. Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15
daerah dari Kalimantan (Borneo) dan Timur Besar (De Groote Oost).Bagi sebahagian besar masyarakat Sulawesi mungkin keistimewaan Malino sudah tidak asing lagi. Namun bagi mereka yang tidak di Sulawesi Malino adalah sepotong sejarah yang dipelajari saat di bangku sekolah. Lebih dari itu ternyata Malino menyimpan sejuta pesona bagi yang ingin berwisata, memanjakan diri di daerah pegunungan dengan hawa yang sejuk dan ramah yang dapat melepaskan kepenatan ditengah hiruk pikuk suasana kota. Malino adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong , Kabupaten Gowa - Sulawesi Selatan. Daerah yang terletak 76 km dari kota Makassar ke arah selatan ini merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai daya tarik luar biasa.
Pada kesempatan ini tepatnya tanggal 1 July 2012 saya berkesempatan mengunjungi Malino.Sekitar jam 10 pagi setelah mengisi BBM full tank (sekitar Rp 20.000) saya memacu sepeda motor Honda Legenda menyusuri jalan poros menuju Malino. Kurang lebih setelah 1 jam perjalanan, suasana wilayah pegunungan mulai terasa dengan suhu yang mulai terasa sejuk di badan. Menjelang 10 KM menuju Malino, jalanan menanjak dan berkelok-kelok semakin banyak di lalui dan menebar nuansa alam pegunungan dengan udara yang semakin sejuk.
Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, saya akhirnya sampai di kota Malino.
Pada kesempatan ini tepatnya tanggal 1 July 2012 saya berkesempatan mengunjungi Malino.Sekitar jam 10 pagi setelah mengisi BBM full tank (sekitar Rp 20.000) saya memacu sepeda motor Honda Legenda menyusuri jalan poros menuju Malino. Kurang lebih setelah 1 jam perjalanan, suasana wilayah pegunungan mulai terasa dengan suhu yang mulai terasa sejuk di badan. Menjelang 10 KM menuju Malino, jalanan menanjak dan berkelok-kelok semakin banyak di lalui dan menebar nuansa alam pegunungan dengan udara yang semakin sejuk.
Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, saya akhirnya sampai di kota Malino.
Ada banyak pilihan objek wisata yang dapat kita kunjungi. Antara lain taman hutan pinus, Malino Highlands, dan beberapa objek wisata air terjun. Pilihan pertama saya mengunjungi Malino Highlands yang berlokasi 10 KM dari kota malino. Dengan masuk Rp 25.000 kita dapat menikmati Pemandangan kebun teh yang berada di dataran tinggi menyejukkan mata dengan warna hijau teh dan udara pegunungan yang segar. Klik disini untuk melihat video.
Selain menikmati segarnya alam pegunungan, disini lokasi ini juga terdapat 2 mata air terjun, kafe di puncak gunung yang dapat melihat ke sekililing kebun teh yang luas dan juga kita dapat naik kuda ditempat yang sudah disediakan. Bagi wisatawan yang ingin menginap, Malino highland juga menyediakan penginapan dengan tarif yang bervariasi.
Selanjutnya saya mengunjungi taman hutan pinus, tempat penjualan bunga dan air terjun Takapala. Namun sayang, belum sampai ke lokasi air terjun Takapala, hujan deras pun turun. Akhirnya saya urungkan rencana ke air terjun dan memilih untuk kembali ke Kota Makassar.